Saturday, December 13, 2008

Semua Hanya Klise Manis

bahagia hadir seperti klise penat yang tertunda...
mengapa ia ada, dan gak semestinya hadir di saat yang seharusnya?
kebahagiaan seperti dua warna yang kontras, membagi dua jiwa antara cinta dan benci...
saat jurang pemisah adalah jarak yang gak mungkin tergapai, emosional jiwa menyatu menjadikan satu kekuatan untuk menganggap itu adalah perjuangan yang harus di gapai...

tapi apa itu berharga untuk di gapai?
atau kita menganggap itu terlalu sulit untuk dilakukan sehingga menganggap tindakan kita adalah perjuangan?
atau, kita hanya melakukan itu karena kita cinta?
lalu kenapa harus cinta di saat harus berujung benci?
apa itu merupakan suatu indikasi dimana kita gak bisa terlalu cepat untuk kehilangan?
lalu, apa bedanya dengan menunda luka di saat kita harus memaksakan apa yang gak bisa kita jalani?


begitu banyak pertanyaan tentang 'cinta, cinta, cinta'...
sedangkan kita gak pernah ngebahas apa itu benci... dan darimana benci itu muncul dan kemudian menetap...

benci gak akan pernah ada, kalau emang kita gak pernah merasa apa itu sayang...
sayang itu lalu jadi suatu yang menjadi suggesti munculnya cinta...
dan cinta, kita gak pernah bisa lepas dari apa yang namanya bayangan-bayangan 'DIA'..

tapi disaat suatu hasrat untuk memilikki udah gak ada, dan datang karena segenap alasan yang mungkin gak bisa di terima, dan terjadilah sesuatu yang namanya benci... yang kemudian menjadi suatu traumatik.. yang kembali lagi adalah hanya sebagai suatu suggesti pikiran yang ketakutan...

cinta emang kadang gak adil..
apa itu bukti manusia gak boleh lebih menyayangi orang lain lebih dari Allah?
apa itu bukti kalau Allah Maha Adil, Ia gak pernah melepaskan Hamba-Nya berjalan terlalu jauh tanpa bimbingan-Nya...?

kadang teori itu emang lebih gampang untuk dilakukan..
realita hidup gak akan pernah segampang teori-teori fana dalam klise bahagia sebuah cinta...
hadir dan pergi dengan gak adil...

anggapan, suggesti, opini..
itulah yang udah selama ini melekat dalam jiwa insan yang mencinta..

1 comment:

Anonymous said...

i..
benci
bener2 powerful word
dan
aku bener2 ga gitu pernah ngalamin itu
biasanya itu cuma asumsi terhadap paradigma
prasangka terhadap reaksi

tapi once u know how it feels
its a trench that sucked u into it
and pulled u deeper
dan benci emang buat yang dicinta